Bandar Lampung (JL) :
Dalam rangka Memperingati HUT Ke-55 Provinsi Lampung yang dimulai Senin, 18
Maret 2019 pukul 10.15 WIB, digelar Upacara Adat Kanjuan Agung Gubernur
Lampung.
Gubernur Lampung M
Ridho Ficardo diarak dari depan Kantor Gubernur Lampung menuju depan Gedung
DPRD Lampung.Arak-arakan juga dimeriahkan dengan menyalakan kembang api. Tampak
Ridho didampingi istri yang juga Ketua PKK Lampung Aprilani Yustin Ficardo.Di
belakang Gubernur Ridho turut mendampingi kepala dinas, biro, dan badan di lingkungan
Pemprov Lampung.
Sesampainya di depan
Gedung DPRD Lampung, Gubernur Ridho disambut Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal
bersama unsur pimpinan, yakni Wakil Ketua Pattimura dan Ismet Roni.
Selanjutnya, Ridho dan pimpinan serta anggota DPRD Lampung berfoto di depan
Gedung DPRD Lampung untuk seterusnya masuk ke dalam gedung dan mengikuti rapat
paripurna istimewa DPRD Lampung.
Hari jadi kota Lampung
diperingati pada 8 Maret 1964. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
kemudian menjadi undang-undang No.14 Tahun 1964. Sebenarnya, pada zaman dulu
Kota Lampung ini merupakan bagian dari Sumatera Selatan. Namun, naik tingkat menjadi
Provinsi Daerah Tingkat I. Kala itu, Tanjungkarang-Teluk Betung menjadi Ibukota
dari Lampung. Akan tetapi, ternyata Tanjungkarang-Teluk Betung naik tingkat
menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung. Pada akhirnya Bandar
Lampung dipilih menjadi Ibukota dari Provinsi Lampung ini.
Provinsi Lampung
mempunyai potensi yang sangat besar. Hal tersebutlah yang membuat Belanda
tergiur menjajah daerah ini. Sejarah berdirinya Kota Lampung sendiri tidak
lepas dari adanya penjajah Belanda yang kejam itu. Ketika Belanda mulai masuk
daerah ini mereka berhasil mengibarkan bendera kekuasaannya. Mereka menguasai
daerah perkebunan, hasil dari perkebunan tersebut kemudian di kirim ke Belanda.
Sedangkan untuk Indonesia tidak mereka sisakan sama sekali. pada tahun 1913
dibangunlah jalan kereta api dari Teluk Betung menuju Palembang.
Ketika Indonesia
merdeka pada 17 Agustus 1945, para pejuang Lampung juga turut serta dalam
perjuangan. Mereka ikut dalam pering dan pedihnya perjuangan melawan penjajahan
yang dialami Indonesia. Akan tetapi pada akhirnya kemerdekaan Indonesia ikut
memberikan angin segar terhadap kemerdekaan Lampung.
Jauh sebelum
kemerdekaan, sebenarnya sejarah berdirinya Kota Lampung telah dimulai. Daerah
ini dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya. Kemudian, Lampung menjadi
bagian dari Kerajaan Melayu. Selain itu, terdapat juga peninggalan megalitikum
yang tersisa di Pugungraharjjo. Peninggalan ini dipercaya memiliki umur lebih
dari 1.000 tahun.
Hal itu menunjukkan
bahwa Lampung juga dipengaruhi agama Hindu dan Budha. Pada tahun 1500-1800
Masehi, Kota Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Sultan Haji yang
merupakan Putera Mahkota Banten menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan
Ageng Tirtayasa kepada Belanda. Lampung termasuk ke dalam daerah yang menjadi
hadiah yang diserahkan kepada Belanda karena telah membantu daam melawan Sultan
Ageng Tirtayasa.
Daerah Lampung
terkenal dengan hasil perkebunan yakni lada hitam. Bahkan ketika peresmian hari
jadi kota ini, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah tersebut.
Akan tetapi, potensi tersebut justru tidak dikembangkan lagi karena sudah
digantikan dengan potensi wisata.
Di daerah Lampung
terdapat pantai yang memiliki pasir putih yang sangat memukau dan pemandangan
yang indah.
Daerah Lampung
ternyata telah ada dan cukup lama dikenal dalam dunia perdagangan. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya coretan tinta sejarah perjalanan Cina Kuno yang
menyebutkan bagian paling Selatan Sumatera yang disebut “Lampung” atau “wilayah
angin Selatan”.
Secara umum, Provinsi
Lampung memiliki wilayah yang datar dengan gunung-gunung tinggi. Seperti Gunung
Pesagi, Tanggamas, Seminiung, Sekincau dan Raya yang merupakan gunung berada
yang tidak aktif. Bandar Lampung, Ibu Kota Lampung ini pada zaman dahulu merupakan
dua kota yang terpisah yaitu Tanjungkarang dan Pelabuhan Teluk Betung yang
tertutup debu letusan Gunung Krakatau.
Daerah Lampung
mempunyai kampung-kampung tua yang sangat melekat unsur sejarahnya.
Kampung-kampung tua tersebut antara lain Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak,
Kenali, Ranau, dan Krui Lampung Barat. Potensi wisata yang dimiliki kota
Lampung ini membuat pemerintah daerah berinisiatif untuk membuat
festival-festival seperti Festival Karakatau di Bandar Lampung guna menarik
wisatawan. Selain itu, ada juga beberapa festival lain, di antaranya Festival
Teluk Stabas di Lampung Barat,festival Way Kambas di Lampung Timur. (advetorial)