Tuesday, 19 March 2019

Paripurna Hut Ke-55 Provinsi Lampung, Gubernur dan Ketua DPRD Diarak Upacara Adat Kanjuan Agung



Bandar Lampung (JL) : Dalam rangka Memperingati HUT Ke-55 Provinsi Lampung yang dimulai Senin, 18 Maret 2019 pukul 10.15 WIB, digelar Upacara Adat Kanjuan Agung Gubernur Lampung.
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo diarak dari depan Kantor Gubernur Lampung menuju depan Gedung DPRD Lampung.Arak-arakan juga dimeriahkan dengan menyalakan kembang api. Tampak Ridho didampingi istri yang juga Ketua PKK Lampung Aprilani Yustin Ficardo.Di belakang Gubernur Ridho turut mendampingi kepala dinas, biro, dan badan di lingkungan Pemprov Lampung.
Sesampainya di depan Gedung DPRD Lampung, Gubernur Ridho disambut Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal bersama unsur pimpinan, yakni Wakil Ketua Pattimura dan Ismet Roni. Selanjutnya, Ridho dan pimpinan serta anggota DPRD Lampung berfoto di depan Gedung DPRD Lampung untuk seterusnya masuk ke dalam gedung dan mengikuti rapat paripurna istimewa DPRD Lampung.
Hari jadi kota Lampung diperingati pada 8 Maret 1964. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang kemudian menjadi undang-undang No.14 Tahun 1964. Sebenarnya, pada zaman dulu Kota Lampung ini merupakan bagian dari Sumatera Selatan. Namun, naik tingkat menjadi Provinsi Daerah Tingkat I. Kala itu, Tanjungkarang-Teluk Betung menjadi Ibukota dari Lampung. Akan tetapi, ternyata Tanjungkarang-Teluk Betung naik tingkat menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung. Pada akhirnya Bandar Lampung dipilih menjadi Ibukota dari Provinsi Lampung ini.

Provinsi Lampung mempunyai potensi yang sangat besar. Hal tersebutlah yang membuat Belanda tergiur menjajah daerah ini. Sejarah berdirinya Kota Lampung sendiri tidak lepas dari adanya penjajah Belanda yang kejam itu. Ketika Belanda mulai masuk daerah ini mereka berhasil mengibarkan bendera kekuasaannya. Mereka menguasai daerah perkebunan, hasil dari perkebunan tersebut kemudian di kirim ke Belanda. Sedangkan untuk Indonesia tidak mereka sisakan sama sekali. pada tahun 1913 dibangunlah jalan kereta api dari Teluk Betung menuju Palembang.
Ketika Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, para pejuang Lampung juga turut serta dalam perjuangan. Mereka ikut dalam pering dan pedihnya perjuangan melawan penjajahan yang dialami Indonesia. Akan tetapi pada akhirnya kemerdekaan Indonesia ikut memberikan angin segar terhadap kemerdekaan Lampung.
Jauh sebelum kemerdekaan, sebenarnya sejarah berdirinya Kota Lampung telah dimulai. Daerah ini dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya. Kemudian, Lampung menjadi bagian dari Kerajaan Melayu. Selain itu, terdapat juga peninggalan megalitikum yang tersisa di Pugungraharjjo. Peninggalan ini dipercaya memiliki umur lebih dari 1.000 tahun.
Hal itu menunjukkan bahwa Lampung juga dipengaruhi agama Hindu dan Budha. Pada tahun 1500-1800 Masehi, Kota Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten. Sultan Haji yang merupakan Putera Mahkota Banten menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa kepada Belanda. Lampung termasuk ke dalam daerah yang menjadi hadiah yang diserahkan kepada Belanda karena telah membantu daam melawan Sultan Ageng Tirtayasa.

Daerah Lampung terkenal dengan hasil perkebunan yakni lada hitam. Bahkan ketika peresmian hari jadi kota ini, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah tersebut. Akan tetapi, potensi tersebut justru tidak dikembangkan lagi karena sudah digantikan dengan potensi wisata.
Di daerah Lampung terdapat pantai yang memiliki pasir putih yang sangat memukau dan pemandangan yang indah.
Daerah Lampung ternyata telah ada dan cukup lama dikenal dalam dunia perdagangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya coretan tinta sejarah perjalanan Cina Kuno yang menyebutkan bagian paling Selatan Sumatera yang disebut “Lampung” atau “wilayah angin Selatan”.
Secara umum, Provinsi Lampung memiliki wilayah yang datar dengan gunung-gunung tinggi. Seperti Gunung Pesagi, Tanggamas, Seminiung, Sekincau dan Raya yang merupakan gunung berada yang tidak aktif. Bandar Lampung, Ibu Kota Lampung ini pada zaman dahulu merupakan dua kota yang terpisah yaitu Tanjungkarang dan Pelabuhan Teluk Betung yang tertutup debu letusan Gunung Krakatau.
Daerah Lampung mempunyai kampung-kampung tua yang sangat melekat unsur sejarahnya. Kampung-kampung tua tersebut antara lain Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau, dan Krui Lampung Barat. Potensi wisata yang dimiliki kota Lampung ini membuat pemerintah daerah berinisiatif untuk membuat festival-festival seperti Festival Karakatau di Bandar Lampung guna menarik wisatawan. Selain itu, ada juga beberapa festival lain, di antaranya Festival Teluk Stabas di Lampung Barat,festival Way Kambas di Lampung Timur. (advetorial)



SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: