Lambar - Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus resmi melantik kepengurusan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Kabupaten Lampung Barat di panggung utama Liwa Fair Kawasan Sekuting Terpadu Kecamatan Balikbukit, Selasa (18/09).
Hadir dalam kesempatan itu Wakil Bupati Hi. Mad Hasnurin, Dandim 0422 Lambar Letkol Kav Adri Nurcahyo, S.T., Kapolres AKBP Tri Suhartanto, S.Ik., Asisten II Bupati Ir. Nata Djudin Amran serta Kepala Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.
Jajaran kepengurusan yang dilantik terdiri dari Ketua Umum PPBI Lambar dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., Wakil Ketua I Peltu. Edy Sofyan, Wakil Ketua II AF Manurun, Sekretaris Umum Andi Indrawara, S.Sos., Bendahara Umum Sapa Wijaya serta jajaran kepengurusan lainnya.
Dalam sambutannya, Parosil Mabsus selaku Pelindung PPBI Cabang Lambar mengungkapkan, dengan dikukuhkannya PPBI Cabang Lambar maka kedepan diharapkan menjadi wadah silaturahmi dalam rangka bertukar pikiran, dan juga diharapkan PPBI bisa berkontribusi bagi pemerintah daerah.
"Seperti diketahui, Lambar ini 64 persen dari luas wilayahnya adalah hutan, dan tanaman bonsai ini asalnya dari kayu-kayuan, karena itu saya berharap PPBI bisa berkontribusi dan berinovasi dengan karya nyata menjaga kelestarian hutan, dan mendukung Lambar sebagai kabupaten konservasi," ungkapnya.
Ia juga berpesan, kepada kepengurusan PPBI yang dilantik agar mampu mengakomodir para penggemar bonsai lainnya di Lambar yang belum masuk dalam perkumpulan.
"Saya yakin masih banyak penggemar lain, yang belum tahu hadirnya PPBI, karena itu harapan saya agar bisa ikut bergabung, sehingga bisa bertukar pikiran tentang seni bonsai ini," ujarnya.
Selain itu, politisi PDIP itu juga berharap PPBI bisa bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya, dan terus berkontribusi bagi daerah di segala bidang.
"Setiap organisasi harus terintegrasi atau berkaitan dengan organisasi lainnya, selamat bekerja dan bekerja nyata untuk kemajuan daerah," katanya.
Lebih lanjut Parosil mengungkapkan, PPBI juga diharapkan terus berinovasi, karena dalam seni bonsai yang sebelumnya berasal dari tanaman yang tidak bernilai, menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai tinggi.
"Ada filosofi bonsai, dimana tunggul yang dulunya tidak memiliki nilai, jika disentuh dengan seni, maka akan sangat bermanfaat dan memiliki nilai tinggi," tutupnya.
(Fb)
0 komentar: