Friday, 13 October 2017

Gedung Dprd Lampung Jadi Saksi Hidup Perjuangan Rusdi

BANDARLAMPUNG : Pojok halaman komplek perkantoran DPRD Provinsi Lampung menjadi saksi hidup perjuangan Rusdi (50) untuk sekedar bertahan hidup.  Kurang lebih 5 tahun mengumpulkan barang berbahan plastik mulai dari bekas air kemasan,  kaleng cat dan botol plastik,  Rusdi tetap tegar berkutat terhadap kesombongan kaum berduit dan kerasnya kehidupan Kota Bandarlampung.


Di tempat terbuka dan  sederhana bahkan jauh dari istilah semi permanen ktu,  Rusdi bekerka dengan super keras ditengah kesibukan orang hilir mudik, Rusdi asik merapikan barang-barang bekas atau rongsokan.


" Sepertinya urat lelah dan malas saya telah putus sejak lama. Usaha dan ibadah harus sejalan,  tanpa itu kita tidak akan bertahan, " ungkap Rusdi yang raut wajahnya nampak lebih tua dari pada umurnya, Jumat 13 Oktober 2017.


Rusdi berpandangan, perjuangan hidup bagai api yang terus menyala setiap waktu. Apapun profesi yang dikerjakan semasa itu dilakukan dengan halal maka hasilnya juga akan baik.  " Kerasnya perjuangan hidup itu kan bagaimana sudut pandangnya saja,  pekerjaan seperti ini salah satu nya. Kalau kita setengah kopling jangan harapkan hasil berlebih, " kata pria kelahiran Solo,  Jawa Tengah itu sembari mengupas tutup air kemasan.


Di tempat yang beraroma tak sedap yang menjadi tempat hidup sehari-hari, kumuh, kotor tersebut,  Rusdi masih saja riang gembira bermain tanpa beban. Ditinggal istri dan anak semata wayangnya yang sudah almarhum, Rusdi tidak khawatir di tengah kemiskinan yang nyaris absolut.


" Saya tetap mengikuti aliran nasib walau  tidak banyak harapan di luar sana," katanya.


Sebagai seorang muslim,  Rusdi tetap taat menjalankan perintaj Allah Subhana Wataalla. Dirinya selalu menyempatkan diri untuk bersujud dan memohon kepada sang khalik. Pendapatan seminggu yang hanya Rp 150 ribuan memang sangat jauh dari layak,  namun Rusdi tetap bersykur kepada Allah Subhana Wataalla. Dia pun melontarkan keinginannya untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima. " Sebagai muslim saya jelas ingin naik haji, tapi saatnya belum tiba. Mungkin masa itu akan datang di lain waktu, " imbuh Rusdi.


Meski hanya berpendapatan rendah dan jauh dari layak,  Rusdi mampu mengatur keuangannya.  Dirinya mengontrak ruangan sebesar 2*3 meter di dekat kawasan Kantor Kejati Lampung. Rusdi adalah salah satu kaum marginal yang bertahan di balik kemegahan dan gemerlapnya Kota Bandarlampung. (KR)

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: