Friday, 9 February 2018

Penyidikan Propam Polda Lampung Lamban, Rivai Bakal Lapor ke Mabes Polri

Bandar Lampung-Kasus kematian Atika Mendasari (28) yang diduga meninggal dengan tidak wajar belum menemui titik terang. Perkara ini tengah didalami oleh Propam Polda Lampung karena diduga ada keterlibatan oknum Kapolsek pugung Tampak, Kabupaten Pesisir barat atas kematian Atika. Lambannya penanganan kasus ini mengundang pertanyaan dari keluarga korban.


" Penyidikan atas kematian anak saya sudah berjalan 20 hari di Propam Polda Lampung, namun sampai detik ini kami selaku keluarga korban belum diberi perkembangan oleh penyidik," kata Achmad Rivai (50) ayah dari almarhum Atika kepada awak media, Jumat (9/1/18).


Rivai menambahkan, pada Senin (12/1/18) mendatang pihaknya akan mendatangi Propam Polda Lampung untuk menanyakan langsung perkembangan penyidikan. Ditegaskan Rivai, kasus yang merenggut nyawa anaknya itu harus dituntaskan dengan prosedur hukum yang seadil-adilnya.


" Kita akan pantau langsung ke Propam Polda Lampung, seperti apa perkembangan penyidikan nya.Jika tidak ada perkembangan dan kemajuan dalam penyidikan nya maka kami akan lapor ke Mabes Polri," kata dia.


Sebwlumnya, Atika Mandasari (28) tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu,  Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat over dosis,  mulut berbusa,  setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak,  Kabupaten Pesisir Barat,  Minggu (21/1).


Penyusuran wartawan, Minggu,  pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya,  di Bilangan Rejosari,  Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver,  dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. "Jam 6 pagi ada yag ketok pintu.  Dia bilang Tika thin buka pintu.  Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin,  saya bilang kamu abis ngapain,  mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, " kata rekan Tika,  saat di rumah duka.


Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban.  Korban mengaku perutnya sakit,  lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. "Korban muntahnya hitam,  selam tidur tiga kali muntah, " katanya.


Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap.  "Dia bangun terus megap megap,  say bingung,  tetus minta tolong tetangga,  dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit," katanya.


Namun pada sore hari itu,  korban dinyatakan meninggal.  Lalu keluarga korban berdatangan,  dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara,  dan Polres Kotabumi.


Ayah korban, Ahmad Rivai (50) meminta kasus kematian keponakannya di usut tuntas.  Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya.  "Ya kami minta kasua kematiannya diusut,  karena banyak keanehan.  Kami tanya kepada rekan rekannya,  bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari,  juga diantar oknum Kapolsek itu," kata Rivai  kepada wartawan, Jumat (26/1).


Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. "Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi," ungkap dia.


Rivai menambahkan, saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban  Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.


"Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya" ujarnya.


Informasi lain menyebutkan korban sepertinya rutin setiap weekend bersama ke Pesisir Barat, dan sempat happy di cafe,  yang tak jauh dari Polsek Pugung Tampak. pada Sabtu (20/1) korban dijemput sang perwira itu. Dan sempat diajak ke Pajar Bulan, Kec Way Tenong, Lampung Barat. (r)

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: