Bandar Lampung - Loyalis Partai Kebangkitan Lampung Khaidir Bujung mengaku komitmen untuk memenangkan Mustafa di Pilgub Lampung mendatang. Bahkan, Ketua DPC PKB Tulangbawang ini mengaku siap mengibahkan dirinya sampai Pilgub untuk memenangkan Mustafa.
Berbicara loyalitas, Ketua Garda Bangsa PKB Lampung ini tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, ia sudah membuktikan hal itu semenjak tahun 1998 lalu dimana kala itu ia masih menjadi kader Laskar Sarung di IAIN, sebelum akhirnya ia menjadi kader di tahun berikutnya.
"Di dualisme PKB 2004 lalu, saya diminta menjadi pengurus PKB, dan di 2006 akhir saya di ajak ke PKB Lampung di bawah kepemimpinan Musa Zainudin. Saya menjadi Wakil Sekretaris V," cerita Khaidir yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PKB Lampung.
Ketika tahun 2008, jelasnya, terjadi pergolakan di PKB. Musa Zainudin dibekukan dari Ketua PKB Lampung, namun ia tetap setia dengan Musa.
"Lalu kita gelar musyawarah kebangkitan (Muskit). Saat itu, Alhamdulillah saya sendiri yang masih mengawal bang Musa , sedangkan Sekretaris (Oktarijaya) dan Ketua GP Ansor (Hidir Ibrahim) saat itu kabur," ucapnya.
Seminggu setelah dibekukannya Musa, Ketua Umum ternyata juga dibekukan oleh Gus Dur melalui rapat pleno. "Menjelang Pemilu 2009, Muhaimin menang dalam pemilihan, dan kita hidup kembali. Lalu kita merangkul dan mengajak kawan-kawan kembali," jelasnya.
Dalam memenangkan Mustafa, dirinya juga mengaku akan melibatkan diri untuk Mustafa, seperti halnya mengawal Musa kala itu. Sebab menurutnya,Mustafa memiliki komitmen luar biasa dalam membangun daerah dan membela hak masyarakat kecil.
“Karena saya juga punya mimpi dan harapan dengan Mustafa. Saya menilai hanya Mustafa yang mau merubah nasib dan menyelamatkan masyarakat Tuba dari kejamnya korporasi. Kenapa saya berbicara seperti ini, karena saya merasakan, saya memiliki rumah dan keluarga di Pagardewa. Saya bisa melihat kesengsaraan masyarakat di sana akibat penjajahan yang dilakukan oleh korporasi," tegasnya lagi.
Selain itu, lanjut dia, Mustafa juga merupakan satu-satunya Bupati yang berani menolak Full day School. Artinya, Mustafa memikirkan para santri dan kyai-kyai di pondok pesantren.
"Mustafa ini memperhatikan para kyai di pondok pesantren, artinya masih memikirkan nasib mereka. Saya pribadi terhanyut, bukan karena Mustafanya, tetapi karena cita-citanya yang mulia ini. Lahir batin saya yakin Mustafa menang," ucap Bujung.
Dirinya juga mengaku berpuasa tiap hari dan mendoakan Mustafa agar menang. Soal pergerakan pun sudah ia lakukan, seperti bertemu masyarakat dan meminta untuk memilih Mustafa.
"Bulsyit kalau saya tidak turun ke lapangan. Mana ada ceritanya kalau kita berharap dari berdoa saja tanpa ikhtiar. Sesuai Jargon PKB, politik itu ibadah. Jadi, jika salah dalam memilih pemimpin, salah pula dalam beribadah," tambahnya.(*)
0 komentar: