BANDAR
LAMPUNG--Pemerintah menggulirkan dana Rp10,8 miliar untuk pelaksanaan program
Gapoktan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Provinsi Lampung. Dana
tersebut untuk 55 Gapoktan di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah,
Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, dan Tanggamus.
Melalui dana itu,
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengajak pengelola PUPM dapat menguasai
pasar beras di Lampung agar terhindar dari mafia. PUPM merupakan terobosan
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sebagai solusi mengatasi tingginya
disparitas harga antara produsen dan konsumen serta untuk stabilisasi harga
pangan.
"PUPM dengan 55
gapoktan harus menguasai beras di Lampung. PUPM harus menjadi 'kopassus' beras
di Lampung," kata Gubernur Ridho melalui sambutan yang dibacakan Kepala
Dinas ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Kusnardi, pada halal bihalal PUMP di
Desa Sidosari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Selasa (25/7/2017).
PUPM diharapkan dapat
berperan langsung dalam mengatasi masalah oversupply dari petani. Sebaliknya di
luar masa panen dan situasi tertentu lainnya dan dapat menjadi salah satu
altematif untuk menahan gejolak harga. Gubernur Lampung mengapresiasi kinerja
seluruh gapoktan dan kelompok tani se-Provinsi Lampung yang berpartisipasi
menjaga stabilitas harga pangan khususnya pada Ramadan lalu.
Menurut Kusnardi
kegiatan PUPM dilaksanakan dengan menyalurkan bantuan kepada gapoktan untuk
dapat melakukan jual beli komoditas pangan yang bekerjasama dengan Toko Tani
Indonesia (TIT) sebagai saluran pemasaran. Di Lampung, PUPM tersebar di Bandar
Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu,
dan Tanggamus.
Kehadiran Gapoktan
PUMP menurut Ketua Asoasi Gapoktan PUPM Provinsi Lampung, M. Eswahyudi,
membantu masyarakat dan petani mengendalikan harga. "Kami berharap PUPM
ini bisa terus berlanjut, karena manfaat PUMPM bisa dirasakan masyarakat. Hal
tersebut terbukti terkendalinya harga menjelang Hari Raya Idulfitri dan
Ramadhan lalu," kata Eswahyudi.
Program PUPM
berlangsung sejak 2016 melibatkan 55 gapoktan, terdiri dari gapoktan 2016
sebanyak 20 gapoktan dan 2017 sebanyak 35 gapoktan. "Kami menargetkan
pasokan beras hingga akhir Desember 2017 sebanyak 40 ton dipasarkan melalui TTI
di Jabodetabek," kata Eswahyudi. (rls)
0 komentar: