Wednesday, 12 April 2017

Kemenko PMK RI dan Pemprov Lampung Bahas Pembangunan Keluarga


Bandar Lampung : Pemerintah Provinsi Lampung perlu tingkatkan upaya dalam mempersiapkan masa depan anak untuk menghadapi bonus demografi pada tahun 2020-2030. Dimana pada tahun tersebut, sekitar 70% penduduk usia produktif antara 15-64 tahun akan mampu menghasilkan SDM yang tengah berada puncak produktifnya yang berguna untuk menunjang pembangunan nasional, terutama untuk membangun Provinsi Lampung.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kemenko PMK RI Sujatmiko pada saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Keluarga dalam rangka peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui revitalisasi fungsi-fungsi keluarga di Hotel Novotel, Rabu (12/04/2017).

Dalam arahannya, Sujatmiko menjelaskan keluarga merupakan tempat pertama dalam mempersiapkan masa depan anak, dimana kedepannya akan menentukan arahan sebuah bangsa. Saat ini Jumlah penduduk Indonesia mencapai 256 juta jiwa, dengan jumlah perempuan hampir mencapai separuhnya yakni sekitar 49,7%. Untuk itu, Perempuan memiliki peran penting dalam mendidik anak, dimana sekitar 33% penduduk Indonesia merupakan anak-anak.

“Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak No 4, setelah China, India dan Amerika. Untuk itu, kita perlu menjadikan anak sebagai aset penting Negara, dengan mengisi berbagai hal positif, sehingga kedepannya mampu bersaing secara global” Kata Sujatmiko.

Lebih lanjut, Sujatmiko menyampaikan saat ini terjadi perubahan penting dalam keluarga seperti kekerasan pada anak, perkawinan usia dini, kemajuan teknologi yang mengarah pornografi. “Keluarga harus mampu merevitalisasi fungsi keluarga, sehingga anak dapat terhindar dari hal negatif. Sehingga mampu berdampak positif guna membangun Indonesia” tambah Sujatmiko.

Dalam Kesempatan ini, Sutono menambahkan keluarga merupakan pilar utama dalam meningkatkan kesadaran guna membentuk karakter mumpuni. “Peningkatan kesadaran keluarga kedepannya akan mampu memperbaiki kualitas kehidupan serta membentuk keluarga yang sakinnah, mawaddah, warahmah” Kata Sutono.

Sutono menyampaikan melalui kegiatan pembangunan keluarga akan menjadi hal positif untuk revolusi mental. Seperti mengurangi kekerasan pada anak, kekerasan pada remaja, pernikahan usia dini. “Untuk itu, perlunya sinergi dalam mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, baik dari pemerintah, stakeholder dan masyarakat itu sendiri” Ujarnya.

Sutono berharap melalui kegiatan ini mampu menciptakan keluarga yang sehat, memiliki mental spiritual yang baik serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

Sementara itu, dalam paparannya Ambar Rahayu menjelaskan perlunya menerapkan 8 (delapan) fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, pendidikan dan ekonomi serta pembinaan lingkungan guna meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Namun menurutnya saat ini hanya 20% keluarga yang menerapkan 8 fungsi keluarga tersebut, sehingga pihaknya berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan penerapan 8 fungsi keluarga sebagai upaya ketahanan dan kesejahteraan keluarga di Indonesia.(rilis)

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: