BANDAR LAMPUNG--Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengucurkan anggaran Rp70 miliar untuk pembangunan Perpustakaan Modern Provinsi Lampung. Perpustakaan modern ini dibangun dua tahap di atas lahan seluas 2,4 Ha. Pada tahap pertama dianggarkan Rp27 miliar pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni tahun 2018.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Ridho melalui Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis saat Pencanangan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Perpustakaan Modern Privinsi Lampung, di Eks Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung Jalan ZA Pagar Alam, Sabtu (10/2/2018).
"Pembangunan perpustakaan modern ini merupakan wujud dari kepedulian pak Gubernur Ridho di sektor pendidikan, dalam rangka bukan hanya menarik minat baca pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum, tetapi juga memberikan fasilitas-fasilitas umum kepada masyarakat agar rajin datang keperpustakaan untuk mendapatkan ilmu yang disebarkan untuk masyarakat lain," ujar Hamartoni.
Perpustakaan ini juga, jelas Hamartoni, akan diisi dan dilengkapi dengan jurnal-jurnal internasional, serta dipersiapkan berbagai macam fasilitas yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekaligus tempat untuk bersantai. "Ini juga nantinya akan digunakan gedung yang sifatnya multi fungsi, tidak hanya tempat ruang baca, tetapi ada tempat untuk rekreasi, istirahat and bersantai yang semuanya disiapkan," katanya.
Plt. Sekdaprov menuturkan ke depan Provinsi Lampung akan semakin semarak dengan fasilitas-fasilitas pendidikan yang dilaksanakan oleh Pemprov Lampung.
"Saya mengajak seluruh masyarakat baik pelajar, mahasiswa maupun umum pada saat nantinya ini terbangun, kita semua dapat memanfaatkan dan akhirnya bermanfaat untuk kita semua. Kita proyeksikan tahun 2019 gedung ini bisa dimanfaatkan secara utuh, dan masyarakat dapat menimba ilmu disini," ujarnya.
Hamartoni juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mempertahankan keberadaan perpustakaan di era digital ini. Terbangunnya perpustakaan modern, diharapkan dapat menarik minat para pembaca dan peminat buku untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. Tentu saja harus didisain dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
"Di era digital dewasa ini, masyarakat kini lebih banyak menggunakan internet untuk mendapatkan informasi daripada datang ke perpustakaan. Dengan alasan ini, perpustakaan harus dapat mempertahankan keberadaannya di tengah perkembangan teknologi saat ini dan menciptakan layanan perpustakaan yang modern dan ideal serta diminati oleh masyarakat Iuas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung Edarwan mengatakan bahwa perpustakaan tersebut memiliki gedung yang didisain dengan arsitektur modern, dilengkapi dengan taman-taman hijau dan natural, dilengkapi pula dengan pencahayaan alami secara maksimal dan pencahayaan eksterior fasad yang modern pada malam hari serta memakai konsep green bulding yang ramah lingkungan. "Struktur gedung memakai sistem baja komposit dengan konsep open space frame," ujarnya.
Edarwan menjelaskan gedung perpustakaan modern tersebut terdiri empat bagian, yaitu Gedung Utama, Gedung Bundar Tengah, Gedung Sayap Kiri dan Gedung Sayap Kanan dengan perkiraan luas bangunan gedung 10.000 meter.
Untuk kebutuhan ruang pada masing-masing gedung, papar Edarwan, pada Gedung Utama lima lantai yakni lantai satu untuk lobby, ruang informasi/e-library dan ruang baca utama, lantai dua untuk ruang baca utama dan e-library, lantai tiga untuk ruang baca utama dan ruang deposit, lantai empat untuk kantor pengelola dinas perpustakaan, dan lantai lima untuk roof garden.
Lalu, untuk Gedung Bundar Tengah terdiri dari tiga lantai yakni lantai satu untuk lobby/watter wall dan ruang informasi, lantai dua untuk kolam ikan dan ruang baca terbuka, dan lantai tiga untuk roof garden/outdoor roof. Selanjutnya, Gedung Sayap Kiri terdiri dari dua lantai yakni lantai satu untuk ruang baca rekreatif, business area, dan taman terbuka hijau, dan lantai dua untuk ruang meeting dan ruang seminar.
Gedung Sayap Kanan terdiri dari dua lantai yakni lantai satu untuk diorama, pusat peraga IPTEK, ruang baca dan bermain anak, ruang baca lansia dan difabel, dan lantai dua untuk ruang audio visual (bioskop). (Humas Prov)
0 komentar: